Tampilkan postingan dengan label Batuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batuan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 November 2018

Strukur Batuan Beku

Struktur batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku dan proses kejadiannya (Baca Proses Pembetukan Batuan Beku) yang terbagi menjadi:
Gambar 1. Struktur Batuan Beku

a.    Struktur Bantal (pillow structure)
Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30–60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.

b.    Struktur Vesikular (berlembar)
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan

c.     Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya

d.    Struktur Kekar (maniang)
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basalt.

Klasifikasi Batuan Beku

Klasifikasi batuan beku secara sederhana berdasarkan tekstur dan komposisi mineralnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1.2 Klasifikasi batuan beku berdasarkan tekstur dan komposisi mineral

Kadar SiO2 makin kecil dan warna batuan makin gelap ke arah kanan
1)        Batuan Feneritik
Batuan feneritik sering pula dikatakan berbutir kasar dan yang umum dan yang umum dijumpai adalah sebagai berikut
a)      Granit
Granit berkomposisi terutama dari feldspar dan kwarsa. K-feldspar merupakan mineral utamanya, berwarna merah muda sedangkan Na-Ca plagioklas terdapat dalam jumlah sedang, berwarna putih seperti porseli. Mika berwarna hitam atau serpihan berwarna bronz, tersebar merata dalam batuan.
Berat jenis granit relatif kecil (2,7) dibandingkan dengan basalt (3,2). Granit dan batuan lain yang setara membentuk kerak benua, sedangkan basalt membentuk kerak samudera. Kadar SiO2  makin kecil dan warna makin gelap.
b)      Diorit
Diorit mempunyai struktur mirip granit tetapi komposisinya tidak sama. Mineral utamanya adalah Na-Plagiok-las feldpar, sedangkan kwarsa k-feldspar  merupakan mineral minor. Ampibol didalamnya mencirikan diorit, dan bukanlah tidak mungkin antara granit dan basalt.
c)       Gabro
Gabro teksturnya berbentuk kasar,mirip dengan granit tetapi komposisi utamanya adalah piroksen dan Ca-plagioklas.O livin terdapat sebagai mineral minor. Warna Gabro hijau tau,abu-abu atau hitam.Gabro merupakan material utama bagian bawah kerak samudera dan juga pada beberapa bagian kerak benua tua.
d)      Pridotit
Pridotit hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral olivin dan piroksen,sangat jarang di jumpai diatas permukaan bumi.Dari berat jenisnya yang besar dan sifat fisik lainnya dapat diperkirakan bahwa selubung bumi (mantel) terdiri dari pridotit.
2)      Batuan Afanitik
Basalt adalah batuan yang khas bertekstur afnitik,berbutir sangat halus.Biasanya berwarna gelap,terjadi dari pendinginan bagian dalam aliran lava.komposisi utamanya. Ca-plagioklas dan piroksen, sedangkan olivin atau amfibol hanya sedikit. Plagioklas terdapat sebagai kristal-kristal memanjang mengelilingi olovin dan piroksen yang sama besarnya.Ada juga basalt yang mempunyai kristal olivin atau piroksen yang besar-besar sebagai fenokrist sehingga menjadikannya bertestur porfiritik.Pada umunya basalt mengandung gelas sedikit terutama di dekat bagian atas aliran lava.
Andesit terjadi dari Na-plagioklas,piroksen dan amfibol.Umumnya mengandung kwarsa sedikit atau sama sekali tidak,mirip dengan diorit dan porfiritik dengan feldspar dan mineral-mineral ferro dan magnesium sebagai fenokrist.Andesit merupakan tipe lava yang banyak dijumpai setelah basalt dan sering terdapat sepanjang batas benua atau bagian dalam benua.
Riolit berkomposisi sama dengan granit,biasanya mengandung fenokiwst dan feldspar,kwarsa atau mika,tetapi belum dapat disebut porforitik.Riolit dan andesit sukar dibedakan tanpa mikroskop,dan disatukan dalam kelompok felsite (kelompok batuan bertestur afanitik dan berwarna terang).


Proses Pembentukan Batuan Beku



Magma terbentuk dalam mantel dan kerak bawah (lower crust). Keluar ke permukaan karena memilikiberat jenis lebih ringan (lebih tidak padat) or less denser dari batuan sekitarnya. Magma dapat mengalami kritasilasi secara parsial (sebagian) ataupun secara keseluruhan pada kedalaman yang bervariasi dalam kerak, atau dapat mengalami kristalisasi dekat permukaan bumi. Atau secarasederhana produk dari kristalisasi magma adalah batuan beku. Ketika magma mendekati permukaandan berhenti kemudian, akan membentuk batuan volkanik. Sementara yang terbentuk di kedalaman danmengalami kristalisasi disana akan membentuk batuan plutonik. 

Asal mula dari batuan dengan mengetahui proses kristalisasinya selama erupsi volkanik berlangsung dapat mudah dipahami melalui hubungan-hubungan yang umum dijumpai. Sebagai contoh geologist dapat memahami proses yang terjadi saat kristalisasi tanpa perlu harus mengamati langsung bagaimanamagma itu mengkristal membentuk batuan. Cukup dari data singkapan batuan beku yang sudah terbentuk untuk dilakukan pengamatan lebih lanjut. Tapi banyak pertanyaan akan muncul. Bagaimanabatuan beku ini dapat dikenali, Bagaimana membedakan satu jenis batuan beku dan lainnya danbagaimana proses kristalisasi terjadi? 


Gambar 1. Proses Pembentukan Batuan Beku

Jawaban untuk pertanyaaan ini dapat diperoleh melalui: (1) observasi lapangan dari hasil erupsi volkanik yang telah ada (present is the key to the past), (2) pengamtan lapangan terhadap ciri yang hadir dari batuan beku yang ada, (3) studi laboratorium terhadap mineralogi dan tekstur dari batuan beku, (4) analisis kimia dari batuan beku, (5) studi laboratorium dari proses kimia dan perilaku kristalisasi saatmelt (kondisi leburan dimana seluruh fase kristal masih cair), dan (6) aplikasi dari pemikiran induktif dandeduktif. 

Batuan beku diketahui, dideskripsi, diberi nama, dan diklasifikasi berdasarakan struktur, tekstur, dan komposisi. Komposisi termasuk kedalam komposisi mineral dan kimia. Tekstur adalah karakter fisik dari batuan, termasuk ukuran, bentuk orientasi, dan distribusi dari butir dan hubungan antar butir. Struktura dalah ciri (feature) yang hadir pada batuan, yang lebih besar dari grain, holes, fracture, atau kesluruhanmassa dari batuan. Tekstur dan struktur dari batuan beku berguna untuk membedakan batuan beku danbatuan lainnya. 

Ciri umum batuan beku (1) kristalin kristal saling mengikat dan tumbuh, (2) keras dan tidak memperlihatkan suatu perlapisan, dan (3) lubang-lubang gas dipermukaan.


Selasa, 06 September 2016

Ciri-Ciri Fisik Batuan Metamorf

Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi sehingga menjadi batuan yang berbeda dari batuan induknya, akibat adanya tekanan dan suhu yang tinggi. Terbagi menjadi dua yaitu batuan metamorf kontak merupakan batuan metamorf karena suhu tinggi, contohnya adalah batu kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit dan batuan metamorf regional merupakan batuan metamorf karena tekanan tinggi, contohnya skist, filit, gneiss.

Batuan Metamorf

Berikut Ciri-Ciri Fisik Batuan Metamorf :

1. Warna

Beberapa ciri warna pada mineral yang penting :
  • Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
  • Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
  • Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/90°), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
  • Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.

2. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan metamorf :
  • Kristaloblastik : mineral-mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi kristalisasi kembali pada waktu terjadi metamorfosa.
  • Tekstur relik (sisa) : tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur batuan asalnya. 

3. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam batuan tersebut, antara lain dibedakan menjadi 2 macam:
  • Berfoliasi : bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat dalam batuan tersebut.
  • Non-foliasi: bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran mineralmineral yang terdapat dalam batuan tersebut.

4. Komponen mineral pembentuk batuan

Komposisi mineral dalam batuan metamorf dapat dikelompokkan dalam dua macam, yaitu : mineral yang tahan terhadap proses metamorfisme dan mineral baru yang terbentuk selama atau akibat proses metamorfisme. Contohnya, mineral kwarsa adalah mineral yang sangat stabil dan mampu bertahan terhadap proses metamorfisme sehingga kwarsa tetap hadir dalam batuan metamorf. Sedangkan mineral lempung akan berubah menjadi mineral lain selama proses metamorfisme sesuai dengan kondisinya yang baru. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf, antara lain: kwarsa, mika, feldspar, karbonat, mineral lempung.

Ciri-Ciri Fisik Batuan Sedimen

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan batuan sedimen disebut diagenesis batuan sedimen yang menyatakan perubahan bentuk dari bahan deposit menjadi batuan endapan.

Batuan Sedimen

Berikut ciri-ciri dari batuan sedimen antara lain :

1. Warna

Beberapa ciri warna mineral yang penting pada batuan sedimen:
  • Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
  • Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
  • Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/90°), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
  • Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
  • Lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.

2. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen:
  • Tekstur klastik, jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan material-material yang telah ada sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir. Bentuk butir dibagi dua, yaitu : membulat (rounded) dan meruncing (angular). Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan batuan apabila berukuran lebih besar dari 2 mm.
  • Tekstur non-klastik, ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adanya kristal-kristal yang saling menjari, tidak ruang pori-pori antarbutir, dan umumnya adalah memiliki satu mineral saja (monomineralik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk biokimia.

3. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi 3 macam:
  • Berlapis : bila ketebalan batuan lebih besar dari 1 cm disebut lapisan dan bila lebih kecil dari 1 cm disebut laminasi.
  • Berdegradasi : bila butiran dalam batuan semakin halus dari bagian atas sampai bawah
  • Silang-siur : bila satu seri perlapisan saling memotong dalam tubuh batuan

4. Komposisi Mineral pembentuk batuan 

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen, antara lain : kwarsa, mika, karbonat, mineral lempung.

Ciri-Ciri Fisik Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil

Berikut ciri-ciri dari batuan beku antara lain

1. Warna

Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua kelompok, yakni : berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifat basa/mafic).
Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku :
  • Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
  • Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
  • Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
  • Olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti gula pasir.
  • Piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
  • Amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
  • Sedikit oksida besi : kuning- coklat kemerahan 

2. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan beku :
  • Faneritik : bila butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Bila faneritik dengan ukuran yang seragam, maka disebut faneritik granular.
  • Afanitik : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
  • Porfiritik : bila mineral butiran yang besar (fenokris-nya) dikelilingi mineral-mineral yang berukuran butir lebih kecil (massa dasar-nya).
  • Glassy (gelas) : bila batuan beku tersusun oleh gelas/kaca.
  • Fragmental : bila batuan beku terdiri dari fragmen (bagian-bagian) batuan beku hasil erupsi gunung api. 

3. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku :
  • Masif : bila batuan tersebut pejal, tanpa retakan maupun lubang gas.
  • Jointing : bila batuan tampak memiliki retakan.
  • Vesikular : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas.
  • Aliran : bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti aliran/sisipan, baik oleh kristal maupun lubang gas.
  • Amigdaloidal : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas yang terisi oleh mineral-mineral sekunder yang terbentuk setelah pembekuan magma.

4. Komposisi mineral pembentuk batuan 

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, olivin, piroksen.

Struktur Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. 

Struktur Batuan Sedimen

Kebanyakan sedimen diangkut oleh yang akhirnya diendapkan, sehingga ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapisan dengan lapisan lainnya disebut bidang perlapisan ,dikatakan struktur perlapisan dikarenakan mempunyai jarak lapisan >1 cm struktur ini terbentuk karena pengaruh endapan lapisan atau arus gelombang yang tenang dan pengendapan yang lama. Bidang perlapisan dapat terjadi akibat adanya perbedaan warna,besar butir, dan atau jenis batuan antara dua lapisan. Struktur sedimen lain yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah 

1. Lapisan Bersusun (Graded Bedding)

Graded bedding merupakan struktur perlapisan sedimen yang menunjukan perbedaan fragmen atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini terbentuk karena adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan pada sedimen tersebut. sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu mengendap dibandingkan dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga struktur graded bending akan selalu menunjukan sturktur perlapisan yang semakin keatas lapisan tersebut ukuran butir yang dijumpai akan semakin kecil.

2. Lapisan Silang Siur (Cross Bedding)

Cross bedding merupakan struktur primer yang membentuk srutur penyilangan suatu lapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang lebih muda memotong lapisan batuan yang lebih tua. Cross bedding didefinisikan oleh Pettijohn (1972) sebagao struktur yang membatasi suatu unit sedimentasi dari jenis yang lain dan dicirikan dengan perlapisan dalam atau laminasi disebut juga dengan foreset bedding miring ke permukaan bidang akumulasi (deposisi).

3. Gelembur Gelombang (Riple Marks)

Ripple marks merupakan struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan adanya permukaan seperti ombak atau begelombang yang disebabkan adanya pengikiran oleh kerja air, dan angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karena adanya pengaruh kerja air dan angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air atau angin sehingg menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti gelombang. 
Pembentukan struktur ripple ini berasal dari adanya suatu arus, misalnya arus angin yang membawa material-material pasir sebagai material transport kemudian dengan mekanisme pergerakan arus yang khas mengendapkan material transport tadi pada front side suatu ripple. 
Ripple marks, sama seperti cross-bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks cuma bentukan yang ada di permukaan perlapisan sedimen. Struktur ini bisa menandakan arus purba juga.

4. Rekah Kerut(Mud Cracks)

Rekah Kerut(mud cracks), ialah struktur sedimen yang berbentuk meruncing ke bawah dan berpola permukaan poligonal dengan retakan berbentuk V. Mudcrack merupakan hasil dari penyusutan/ pengeringan material sedimen yang disebabkan oleh hilangnya air yang terkandung di dalam material tersebut. Poligonal tersebut…dapat bersisi 4 atau 5 atau 6 bahkan 7 dan berdiameter beberapa centimeter hingga beberapa meter. Ukuran dari poligonal mudcrack sangat tergantung / dikontrol oleh ketebalan dari lapisan sedimen yang terretakan.